Pages

Monday, July 8, 2013


NASIHAT IMAM SYAFIE : PANDUAN BERSAHABAT

1.Sahabat Yang Baik
Aku mencintai sahabat-sahabatku dengan segenap jiwa ragaku, seakan-akan aku mencintai sanak saudaraku. Sahabat yang baik adalah yang sering sejalan denganku dan yang menjaga nama baikku ketika aku hidup ataupun setelah aku mati.
Aku selalu berharap mendapatkan sahabat sejati yang tak luntur baik dalam keadaan suka ataupun duka. Jika itu aku dapatkan, aku berjanji akan selalu setia padanya.
Kuhulurkan tangan kepada sahabat-sahabatku untuk berkenalan, kerana aku akan merasa senang. Semakin banyak aku perolehi sahabat, aku semakin percaya diri.

2.Mencari Sahabat Di Waktu Susah
Belum pernah kutemukan di dunia ini seorang sahabat yang setia dalam duka. Padahal hidupku sentiasa berputar-putar antara suka dan duka. Kalau suka melanda, aku sering bertanya…. Siapakah yang sudi menjadi sahabatku? Dikala aku senang, sudah biasa bahawa banyak orang yang akan iri hati, namun bila giliran aku susah merekapun bertepuk tangan.

3.Pasang-Surut Persahabatan
Aku dapat bergaul secara bebas dengan orang lain ketika nasibku sedang baik. Namun, ketika musibah menimpaku, kudapatkan mereka tak ubahnya roda zaman yang tak mahu bersahabat dengan keadaan. Jika aku menjauhkan diri dari mereka, mereka mencemuhkan dan jika aku sakit, tak seorangpun yang menjengukku. Jika hidupku berlumur kebahagiaan, banyak orang iri hati, jika hidupku berselimut derita mereka bersorak sorai.



4.Mengasingkan Diri Lebih Baik Daripada Bergaul Dengan Orang Jahat
Bila tak ketemukan sahabat-sahabat yang takwa, lebih baik aku hidup menyendiri daripada aku harus bergaul dengan orang-orang jahat.
Duduk sendirian untuk beribadah dengan tenang adalah lebih menyenangkanku daripada bersahabat dengan kawan yang mesti kuwaspada.

5.Sukarnya Sahabat Sejati
Tenanglah engkau dalam menghadapi perjalanan zaman ini. Dan bersikaplah seperti seorang paderi dalam menghadapi manusia. Cucilah kedua tanganmu dari zaman tersebut dan dari manusianya. Peliharalah cintamu terhadap mereka. Maka kelak kamu akan memperolehi kebaikannya.
Sepanjang usiaku yang semakin tua, belum pernah aku temukan di dunia ini sahabat yang sejati. Kutinggalkan orang-orang bodoh kerana banyak kejelekannya dan ku janji orang-orang mulia kerana kebaikannya sedikit.

6.Sahabat Sejati Di Waktu Susah
Kawan yang tak dapat dimanfaatkan ketika susah lebih mendekati musuh daripada sebagai kawan. Tidak ada yang abadi, dan tidak ada kawan yang sejati kecuali yang menolong ketika susah.
Sepanjang hidupku aku berjuang keras mencari sahabat sejati sehinggalah pencarianku melenakanku. Kukunjungi seribu negara, namun tak satu negarapun yang penduduknya berhati manusia.

7.Rosaknya Keperibadian Seseorang
Dalam diri manusia itu ada dua macam potensi tipuan dan rayuan. Dua hal itu seperti duri jika dipegang dan ibarat bunga jika dipandang. Apabila engkau memerlukan pertolongan mereka, bersikaplah bagai api yang dapat membakar duri-duri itu.

8.Menghormati Orang Lain
Barangsiapa menghormati orang lain, tentulah ia akan dihormati. Begitu juga barangsiapa menghina orang lain, tentulah ia akan dihinakan.
Barangsiapa berbuat baik kepada orang lain, baginya satu pahala. Begitu juga barangsiapa berbuat jahat kepada orang lain, baginya seksa yang dahsyat.

9.Menghadapi Musuh
Ketika aku menjadi pemaaf dan tak mempunyai rasa dengki, hatiku lega, jiwaku bebas dari bara permusuhan. Ketika musuhku lewat di hadapanku, aku sentiasa menghormatinya. Semua itu kulakukan agar aku dapat menjaga diriku dari kejahatan.
Aku tampakkan keramahanku, kesopananku dan rasa persahabatanku kepada orang-orang yang kubenci, sebagaimana ku tampakkan hal itu kepada orang-orang yang kucintai.
Manusia adalah penyakit dan penyakit itu akan muncul bila kita mendekati mereka. Padahal menjauhi manusia bererti memutuskan persahabatan.

10.Tipu Daya Manusia
Mudah-mudahan anjing-anjing itu dapat bersahabat denganku, kerana bagiku dunia ini sudah hampa dari manusia. Sehina-hinanya anjing, ia masih dapat menunjukkan jalan untuk majikannya yang tersesat, tidak seperti manusia-manusia jahat yang selamanya tak akan memberi petunjuk. Selamatkanlah dirimu, jaga lidahmu baik-baik, tentu kamu akan bahagia walaupun kamu terpaksa hidup sendiri.

11.Tempat Menggantungkan Harapan
Apabila engkau menginginkan kemuliaan orang-orang yang mulia, maka dekatilah orang yang sedang membangun rumah untuk Allah. Hanya orang yang berjiwa mulia yang dapat menjaga nama baik dirinya dan selalu menghormati tamunya, baik ketika hidup mahupun setelah mati.



12.Menjaga Nama Baik
Jika seseorang tak dapat menjaga nama baiknya kecuali dalam keadaan terpaksa, maka tinggalkanlah dia dan jangan bersikap belas kasihan kepadanya. Banyak orang lain yang dapat menjadi penggantinya. Berpisah dengannya bererti istirehat. Dalam hati masih ada kesabaran buat sang kekasih, meskipun memerlukan daya usaha yang keras.
Tak semua orang yang engkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadangkala dibalas dengan sikap tak sopan. Jika cinta suci tak datang dari tabiatnya, maka tak ada gunanya cinta yang dibuat-buat.
Tidak baik bersahabat dengan pengkhianat kerana dia akan mencampakkan cinta setelah dicintai. Dia akan memungkiri jalinan cinta yang telah terbentuk dan akan menampakkan hal-hal yang kelmarin menjadi rahsia.

Selamat tinggal dunia jika tasnya tidak lagi ada sahabat yang jujur dan menepati janji.

Thursday, September 27, 2012

12 BARISAN DI PADANG MAHSYAR

Suatu ketika, Muaz bin Jabal r. a menghadap Rasullullah s. a. w dan bertanya: “Wahai Rasullullah, tolong huraikan kepadaku mengenai firman Allah saw: “Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris” -(Surah an-Naba’:18) Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis hingga basah pakaiannya. Lalu Baginda menjawab:”Wahai Muaz, engkau telah bertanyakan kepada aku, perkara yang amat besar, bahawa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri. Maka dinyatakan apakah 12 barisan berkenanaan iaitu:
BARISAN PERTAMA Diiringi dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang ketika hidupnya menyakiti hati jirannya, maka ini balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
  BARISAN KEDUA Diiringi dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang yang ketika hidupnya meringankan solat, maka inilah balasannya, dan tempat kembalinya adalah neraka."
BARISAN KETIGA Mereka berbentuk keldai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. “Meraka ini adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
  BARISAN KEEMPAT Diiringi dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka. “Mereka ini adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya, dan tempat mereka adalah neraka."
  BARISAN KELIMA Diiringi dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah S.W.T. menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. “Mereka ini adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui manusia, tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah S.W.T., maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
  BARISAN KEENAM Diiringi dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. “Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KETUJUH Diiringi dari kubur tanpa mempunyai lidah dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. “Meraka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
  BARISAN KELAPAN Diiringi dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Meraka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KESEMBILAN Diiringi dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru , sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. ”Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara haram, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
  BARISAN KESEPULUH Diiringi dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan sopak dan kusta. “Mereka adalah orang yang derhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
  BARISAN KESEBELAS Diiringi dari kubur mereka dengan berkeadaan buta, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut, dan keluar beraneka kotoran. “Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
  BARISAN KEDUA BELAS Mereka diiringi dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: “Mereka adalah orang yang beramal soleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan derhaka, mereka memelihara solat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka bertaubat, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat keampunan, kasih sayang, dan keredhaan Allah yang Maha Pengasih.

Wednesday, August 1, 2012


baiknya-Allah-600x426.jpg




Baiknya Allah…
Sifat-sifat Allah
Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20, diantaranya:
1. Wujud
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
2. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (QS. Al-Hadid: 3)
3. Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “ (QS. Ar-Rahman: 26-27)
4. Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11)
5. Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir, menghadirkan surga dan neraka, dan lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk apapun. Berbeda dengan manusia yang sangat lemah, pastinya membutuhkan satu sama lain.
“ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. “ (QS. Ali-Imran: 2)
6. Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan kalimat syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. “ (QS. Al-Anbiya: 22)
7. Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah swt.
“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al-Baqarah: 20)
8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap takdir atau nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang menentukan. Kehendak Allah ini juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan dari manusia atau makhluk lainnya.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107).
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah.
“Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.”  (QS. Al-Hujurât: 16)
10. Hayat
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya.
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah: 255)
11. Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal yang diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah sirna.
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS. Al-Maidah: 76)
12. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia dapat melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat, naik yang besar maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah Maha Sempurna.
“Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat: 18)
13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya Al Quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. “ (QS. An-Nisa: 164)
14. Qadirun 
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al Baqarah: 20).
15. Muridun 
Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. “ (QS.Hud: 107).
16. ‘Alimun
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “ (QS. An Nisa’: 176).
17. Hayyun 
Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati. “ (QS. Al Furqon: 58).
18. Sami’un 
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqoroh: 256).
19. Basirun 
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al Hujurat: 18).
20. Mutakallimun 
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt

Tuesday, July 17, 2012


Bahasa menterjemahkan keperibadian

 Budi itu adalah hati, 
Bahasa itulah hati,

Rupanya boleh dilihati, 

Apabila berlaku budi dan bahasa, 

Itulah kenyataan seseorang,
Baik atau buruk hatinya, 
Setelah berbahasa dan berbudi, 




Bahasa di definisikan ialah suatu cara menyampaikan sesuatu dari satu orang ke yang lain nya dengan cara lisan mahupun tertulis.


Tapi Benarkah Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia? mempertanyakan bahawa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara bahasa dan perilaku. Jika i benar, maka terbukalah peluang bahawa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, boleh  jadi realiti atau keduanya.Kehadiran realiti dan hubungannya dengan  lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga teliti bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam erti  komunikasi merangkumi sipendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.


bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna. Oleh karena itu ,Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Dan untuk pengetahuan tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan yang realiti



Bahasa dan Perilaku Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realitii. Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi akan  terjadi jika proses berjalan dengan baik.

Tapi sejauh mana kebenaranya terbukti..

Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri

- Pada awal nya bahasa di gunakan pada anak hanya untuk mengekspresikan diri atau perasaan nya pada sasaran yang tepat dan sasaran awal nya adalah ayah-ibu nya. Namun seiring perkembangan semua itu telah berubah seiring menjadi dewasa nya seseorang. Ketika sudah dewasa maka seseorang akan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi dengan sesama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeza dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :












Selain dari itu ,Oleh kerana terpengaruh dengan situasi disekeliling kita kadang2 kita hilang kawalan atas emosi yang tercetus dalam diri kita..dan harus anda ingat,masyarakat dapat menilai kita melalui bahasa,kerana bahasa itu mempamerkan peribadi.

Emosi akan jadikan kita tidak lagi disegani, dipandang serong atau kadang2 orang akan cop kita sebagai bodoh dan kehilangan kawan.

Emosi juga bisa mengheret kita kepada kebinasaan di akhirat nanti dengan sebab menterjemahkan emosi kita pada lisan dan perbuatan.. Bahasa yang kita tuturkan,ia dapat mempamerkan peribadi atau attitude seseorang,seperti contoh la kan,,,apabila sesorang yang berbicara dengan kita secara kasar atau ape ya...apa apa jelah yang berkaitan dengan percakapan kasar,melalui bahasa yang digunakan itu kita boleh tahu sifat sesorang.tapi tak semua dapat dijadikan fakta,ada juga perilakunya kasar tetapi dalamannya lembut dan begitulah sebaliknya,,bak kata pepatah,
 “don't judge a book by its cover”.right? :)
Oleh yang demikian

Kita kena ada kekuatan untuk menjadi seorang yang pandai mengawal emosi seterusnya yakinkan diri kita yang kita mampu mengawal emosi diri sendiri.

Jangan sekali2 biarkan diri dikawal emosi, tetapi kita yang mengawal emosi...

BAHASA ASAS KEPADA PENYAMPAIAN DAKWAH

ILMU dakwah itu ibarat ilmu pemasaran dalam perniagaan. Memerlukan kreativiti dan pelbagai ilmu sampingan yang digabungkan bagi menghasilkan tarikan.
Sebelum kesan itu kelihatan, perlu terlebih dulu memikirkan kaedah menarik pandangan manusia dalam membuka pemikirannya dan seterusnya menyampaikan maklumat berguna berupa nasihat dan teguran. 
Dalam sebuah pemasaran perniagaan, penjual cuba dan berusaha walau berbelanja kos jutaan ringgit semata-mata untuk memberitahu produknya wujud di pasaran kepada orang ramai, menerangkan keistimewaannya, mempengaruhi pelanggan untuk ‘bertindak’ membeli dan akhir sekali memastikan jenama produk itu kekal dalam minda pelanggan.

Untuk tujuan itu, strategi dan kreativiti yang sama dengan proses mencari dan mempengaruhi pelanggan perniagaan diperlukan bagi menyebarkan dakwah Islam.

Tidak dinafikan, tidak mudah menyampaikan mesej dakwah, apatah lagi menjadikannya mendapat perhatian dan minat ramai.

Justeru, ilmu dalam teknologi tertentu seperti penggunaan bahasa yang digemari, cara keras, lembut dan berselindung, selain penggunaan dalil atau santai tapi menyengat, melalui ceramah semata atau disertakan bunyian, melalui video dan sebagainya adalah diperlukan.

Menyampaikan dakwah Islam atau sesuatu ilmu menerusi kaedah itu memberi peranan besar untuk menarik kumpulan manusia yang sangat pelbagai minat, kecenderungan dan kebosanan yang pelbagai.

Berdasarkan pengalaman saya, nisbah yang berminat dan punyai kesedaran terhadap Islam adalah sangat kecil berbeza dengan nisbah yang tidak berminat mengetahuinya.

Dalam peratusan kecil itu pula, nisbah sukakan mesej yang disampaikan secara santai lebih besar daripada mesej berat walaupun lengkap dengan dalil.

Daripada jumlah itu pula, nisbah yang gemarkan supaya ia dimuatkan dengan elemen hiburan seperti na- syid adalah jauh lebih besar berbanding kumpulan yang sekadar membaca atau mendengar tanpa hiburan.

Walaupun begitu, kebanyakan kumpulan yang suka mesej yang disampaikan secara hiburan itu sebenarnya melebihi bilangan yang minat terhadap mesej sebenar di dalamnya.

Ini boleh dilihat sendiri bagaimana sambutan besar diberi terhadap individu terbabit dalam bidang nasyid seperti Maher Zain dan Sami Yusuf.

Berbeza dengan sebuah ceramah walaupun dihadiri ulama sebesar Syeikh Yusuf Al-Qaradawi dan Syeikh Wahbah Al-Zuhaily, jumlah yang datang mendengarnya pasti sangat kurang.

Kerana itu, akan kita dapati penceramah yang mampu mempersembahkan ceramah dengan pelbagai teknik tambahan tadi akan lebih berjaya menembusi bilangan pendengar atau penonton lebih besar berbanding yang tidak.

Saya bukan ingin mengatakan ‘yang ini’ lebih baik daripada ‘yang itu’ kerana kedua-dua teknik dan cara punyai nilai dan sumbangan masing-masing.

Justeru, tidak perlu semua orang jadi penceramah lawak, penceramah bernasyid atau juga penceramah ‘berdalil’ dan lengkap dengan rujukan kitab.

Semua ilmuan dan penyampai mesej Islam mempunyai sasaran masing-masing, justeru, tidak semua perlu berlumba-lumba mempersembahkan.

Ada ilmuan yang tidak gundah gulana, walaupun ceramah dan kuliahnya hanya diikuti 20 atau 30 pendengar setia.

Asalkan kefahaman ilmu yang mantap, mendalam dan menjana pemikiran terbaik dapat disemai ke dalam minda dan jiwa pendengarnya. Itulah sasaran dan sumbangannya kepada ummah.

Jadi, kepelbagaian dalam penggunaan teknik ini memang sangat penting bagi menyampaikan mesej atau sesuatu dakwah itu.

Allah SWT berfirman: “... dan bahawasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya. Dan bahawasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).” (An-Najm, 39-40)

Allah SWT juga menyebut dalam surah Al-Qasas, ayat 56, bahawasanya: “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk.”

Malah, Rasulullah SAW juga bersabda: “Jika kamu menjadi asbab (pembawa) kepada seseorang itu mendapat kesedaran dan petunjuk (Islam), ia lebih baik bagimu daripada unta yang paling berharga (simbolik kepada nilai yang sangat tinggi).” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Jika ada penyampai mesej Islam (da’ie) yang mampu sekali sekala bertukar teknik dan mencampuradukkan kaedah penyampaian mereka, tentunya itu adalah sangat baik jika sesuai dengan cara dan pendengar serta penontonnya.

Saya gembira melihat ramai di kalangan ‘da’ie’ yang mampu menulis novel dan cerpen. Melalui kaedah itu, kumpulan individu yang dulunya tidak pernah berjaya ditembusi, kini mungkin mula melihat serta mendengarnya.

Ada yang dulu hanya bergantung kepada ceramah di masjid dan surau, kini dilebarkan menerusi jangkauan blog, website dan atau laman sosial seperti Facebook.

Cabaran untuk menyampaikan mesej ini memang memerlukan kreativiti sebagaimana peniaga yang memikirkan cara menyemat nama produk mereka ke dalam minda pengguna.

Teringat saya kepada beberapa iklan pelik, khususnya dipaparkan menerusi media elektronik di United Kingdom.

Ada iklan yang sengaja dibuat kelihatan bagi jelik kerana menerusinya ia akan diingati, contohnya iklan gocompare.com yang memaparkan lelaki bermisai palsu pelik menjerit-jerit dengan kuat.

Begitu juga iklan insurans Swiftcover yang memapar lelaki tua tanpa baju yang membuat aksi menggelikan. Walaupun menggelikan, mereka berjaya masuk dan kekal di minda pengguna.

Daripada membiarkan teknologi Youtube dipenuhi video mungkar dan tidak berfaedah, lebih baik ia dimanfaatkan dengan ‘membanjirinya’ dengan paparan video yang membawa mesej kebaikan.

Ini sama seperti penggunaan laman sosial Facebook, kerana untuk menentangnya pasti sama seperti melawan arus teknologi yang berkembang bagai tsunami.

Tidak kira sama ada akan membawa kesan atau tidak, namun paling kurang, dengan usaha terbabit, individu yang menggemari hiburan akan menggunakan masanya tidak pada jalan maksiat yang nyata, khususnya apabila dia berada di depan Internet seorang diri.

Bagi saya, itupun sudah merupakan kejayaan kerana kita menyelamatkannya seseorang itu untuk tempoh beberapa minit dengan menyediakan pengisian yang ada manfaat.

Ini kerana, biarpun kecil, tidak mustahil ia menjadi kunci awal kepada sesuatu kesedaran lebih besar dan hanya Allah SWT yang lebih mengetahuinya.

Kesimpulannya, bagi menyampaikan sebarang dakwah, kita perlu menggunakan sebanyak mana kebaikan teknologi masa kini dalam usaha menembusi individu yang kurang berminat dengan jalan dakwah seperti ceramah.

Selagi ia tidak bercanggah dengan prinsip Islam, perlu kita menerokainya di samping melengkapkan diri dengan pelbagai teknik dalam penghasilan fotografi, video, rekaan grafik, kartun, filem dan permainan video.

Penguasaan ilmu dalam teknologi yang disebut sebagai contoh di atas amat perlu supaya teknik pemasaran dan penyebaran ilmu Islam yang ingin disampaikan mampu menembusi lebih banyak pihak.

Tidak dinafikan ada beberapa caranya yang terdedah kepada kesan antara mudarat dan manfaat.

Namun, gunakan segala teknologi yang ada masa kini bagi menembusi pasaran ummah supaya lebih ramai yang dapat cuba disedarkan dan dapat dirapatkan kepada Islam.



Artikel ini disiarkan pada : 2010/11/07