12 BARISAN DI PADANG MAHSYAR
Suatu ketika, Muaz bin Jabal r. a menghadap Rasullullah s. a. w dan bertanya: “Wahai Rasullullah, tolong huraikan kepadaku mengenai firman Allah saw: “Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris” -(Surah an-Naba’:18) Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis hingga basah pakaiannya. Lalu Baginda menjawab:”Wahai Muaz, engkau telah bertanyakan kepada aku, perkara yang amat besar, bahawa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri. Maka dinyatakan apakah 12 barisan berkenanaan iaitu:
BARISAN PERTAMA Diiringi dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang ketika hidupnya menyakiti hati jirannya, maka ini balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KEDUA Diiringi dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang yang ketika hidupnya meringankan solat, maka inilah balasannya, dan tempat kembalinya adalah neraka."
BARISAN KETIGA Mereka berbentuk keldai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. “Meraka ini adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KEEMPAT Diiringi dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka. “Mereka ini adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya, dan tempat mereka adalah neraka."
BARISAN KELIMA Diiringi dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah S.W.T. menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. “Mereka ini adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui manusia, tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah S.W.T., maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KEENAM Diiringi dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. “Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KETUJUH Diiringi dari kubur tanpa mempunyai lidah dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. “Meraka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KELAPAN Diiringi dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Meraka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KESEMBILAN Diiringi dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru , sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. ”Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara haram, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KESEPULUH Diiringi dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan sopak dan kusta. “Mereka adalah orang yang derhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KESEBELAS Diiringi dari kubur mereka dengan berkeadaan buta, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut, dan keluar beraneka kotoran. “Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah neraka."
BARISAN KEDUA BELAS Mereka diiringi dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: “Mereka adalah orang yang beramal soleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan derhaka, mereka memelihara solat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka bertaubat, maka inilah balasannya, dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat keampunan, kasih sayang, dan keredhaan Allah yang Maha Pengasih.
Thursday, September 27, 2012
Wednesday, August 1, 2012
Baiknya Allah…
Sifat-sifat Allah
Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang
tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk
lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang
yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat
Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah
yang wajib kita imani ada 20, diantaranya:
1. Wujud
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat
muslim yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh
meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan membuatnya
dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna
Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah
hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
2. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang
Ia ciptakan.
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (QS. Al-Hadid: 3)
3. Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan
makhluk lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya
dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah
Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “ (QS. Ar-Rahman: 26-27)
4. Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya.
Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11)
5. Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya
Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir,
menghadirkan surga dan neraka, dan lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk
apapun. Berbeda dengan manusia yang sangat lemah, pastinya membutuhkan satu
sama lain.
“ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia.
Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. “ (QS. Ali-Imran: 2)
6. Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai
dengan kalimat syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain
Allah.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH,
tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai
Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. “ (QS. Al-Anbiya: 22)
7. Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa
atas segala yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat
berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap hidup
dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas,
sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah swt.
“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS.
Al-Baqarah: 20)
8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak
terhadap takdir atau nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau
menolaknya. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang
menentukan. Kehendak Allah ini juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan
dari manusia atau makhluk lainnya.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
(QS. Hud: 107).
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,
meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah.
“Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan
kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS. Al-Hujurât: 16)
10. Hayat
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti
manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak
mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya.
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah: 255)
11. Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua
hal yang diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak
terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah
sirna.
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS.
Al-Maidah: 76)
12. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia
dapat melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secara
sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat, naik yang besar maupun yang kecil, yang
nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah Maha Sempurna.
“Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di
bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat: 18)
13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan
adanya Al Quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran
merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. “ (QS.
An-Nisa: 164)
14. Qadirun
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa.
Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al
Baqarah: 20).
15. Muridun
Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha
Berkehendak. Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.
“ (QS.Hud: 107).
16. ‘Alimun
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah
mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun
dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “ (QS. An Nisa’: 176).
17. Hayyun
Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati,
tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak
mati. “ (QS. Al Furqon: 58).
18. Sami’un
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan
manusia, permintaan atau doa hambaNya.
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqoroh:
256).
19. Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak
terbatas seperti halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik
kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al
Hujurat: 18).
20. Mutakallimun
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia
berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi
pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt
Tuesday, July 17, 2012
Bahasa menterjemahkan keperibadian
Budi itu adalah hati,
Budi itu adalah hati,
Bahasa itulah hati,
Rupanya boleh dilihati,
Apabila berlaku budi dan bahasa,
Itulah kenyataan seseorang,
Baik atau buruk hatinya,
Setelah berbahasa dan berbudi,
Bahasa di definisikan ialah suatu cara menyampaikan sesuatu dari satu orang ke yang lain nya dengan cara lisan mahupun tertulis.
Tapi Benarkah Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia? mempertanyakan bahawa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara bahasa dan perilaku. Jika i benar, maka terbukalah peluang bahawa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, boleh jadi realiti atau keduanya.Kehadiran realiti dan hubungannya dengan lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga teliti bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam erti komunikasi merangkumi sipendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.
bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna. Oleh karena itu ,Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Dan untuk pengetahuan tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan yang realiti
Bahasa dan Perilaku Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realitii. Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi akan terjadi jika proses berjalan dengan baik.
Tapi sejauh mana kebenaranya terbukti..
Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
- Pada awal nya bahasa di gunakan pada anak hanya untuk mengekspresikan diri atau perasaan nya pada sasaran yang tepat dan sasaran awal nya adalah ayah-ibu nya. Namun seiring perkembangan semua itu telah berubah seiring menjadi dewasa nya seseorang. Ketika sudah dewasa maka seseorang akan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi dengan sesama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeza dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
Selain dari itu ,Oleh kerana terpengaruh dengan situasi disekeliling kita kadang2 kita hilang kawalan atas emosi yang tercetus dalam diri kita..dan harus anda ingat,masyarakat dapat menilai kita melalui bahasa,kerana bahasa itu mempamerkan peribadi.
Emosi akan jadikan kita tidak lagi disegani, dipandang serong atau kadang2 orang akan cop kita sebagai bodoh dan kehilangan kawan.
Emosi juga bisa mengheret kita kepada kebinasaan di akhirat nanti dengan sebab menterjemahkan emosi kita pada lisan dan perbuatan.. Bahasa yang kita tuturkan,ia dapat mempamerkan peribadi atau attitude seseorang,seperti contoh la kan,,,apabila sesorang yang berbicara dengan kita secara kasar atau ape ya...apa apa jelah yang berkaitan dengan percakapan kasar,melalui bahasa yang digunakan itu kita boleh tahu sifat sesorang.tapi tak semua dapat dijadikan fakta,ada juga perilakunya kasar tetapi dalamannya lembut dan begitulah sebaliknya,,bak kata pepatah, “don't judge a book by its cover”.right? :)
Oleh yang demikian
Kita kena ada kekuatan untuk menjadi seorang yang pandai mengawal emosi seterusnya yakinkan diri kita yang kita mampu mengawal emosi diri sendiri.
Jangan sekali2 biarkan diri dikawal emosi, tetapi kita yang mengawal emosi...
BAHASA ASAS KEPADA PENYAMPAIAN DAKWAH
ILMU dakwah itu ibarat ilmu pemasaran dalam perniagaan. Memerlukan kreativiti dan pelbagai ilmu sampingan yang digabungkan bagi menghasilkan tarikan.
Sebelum kesan itu kelihatan, perlu terlebih dulu memikirkan kaedah menarik pandangan manusia dalam membuka pemikirannya dan seterusnya menyampaikan maklumat berguna berupa nasihat dan teguran.
Dalam sebuah pemasaran perniagaan, penjual cuba dan berusaha walau berbelanja kos jutaan ringgit semata-mata untuk memberitahu produknya wujud di pasaran kepada orang ramai, menerangkan keistimewaannya, mempengaruhi pelanggan untuk ‘bertindak’ membeli dan akhir sekali memastikan jenama produk itu kekal dalam minda pelanggan.
Untuk tujuan itu, strategi dan kreativiti yang sama dengan proses mencari dan mempengaruhi pelanggan perniagaan diperlukan bagi menyebarkan dakwah Islam.
Untuk tujuan itu, strategi dan kreativiti yang sama dengan proses mencari dan mempengaruhi pelanggan perniagaan diperlukan bagi menyebarkan dakwah Islam.
Tidak dinafikan, tidak mudah menyampaikan mesej dakwah, apatah lagi menjadikannya mendapat perhatian dan minat ramai.
Justeru, ilmu dalam teknologi tertentu seperti penggunaan bahasa yang digemari, cara keras, lembut dan berselindung, selain penggunaan dalil atau santai tapi menyengat, melalui ceramah semata atau disertakan bunyian, melalui video dan sebagainya adalah diperlukan.
Menyampaikan dakwah Islam atau sesuatu ilmu menerusi kaedah itu memberi peranan besar untuk menarik kumpulan manusia yang sangat pelbagai minat, kecenderungan dan kebosanan yang pelbagai.
Berdasarkan pengalaman saya, nisbah yang berminat dan punyai kesedaran terhadap Islam adalah sangat kecil berbeza dengan nisbah yang tidak berminat mengetahuinya.
Dalam peratusan kecil itu pula, nisbah sukakan mesej yang disampaikan secara santai lebih besar daripada mesej berat walaupun lengkap dengan dalil.
Daripada jumlah itu pula, nisbah yang gemarkan supaya ia dimuatkan dengan elemen hiburan seperti na- syid adalah jauh lebih besar berbanding kumpulan yang sekadar membaca atau mendengar tanpa hiburan.
Walaupun begitu, kebanyakan kumpulan yang suka mesej yang disampaikan secara hiburan itu sebenarnya melebihi bilangan yang minat terhadap mesej sebenar di dalamnya.
Ini boleh dilihat sendiri bagaimana sambutan besar diberi terhadap individu terbabit dalam bidang nasyid seperti Maher Zain dan Sami Yusuf.
Berbeza dengan sebuah ceramah walaupun dihadiri ulama sebesar Syeikh Yusuf Al-Qaradawi dan Syeikh Wahbah Al-Zuhaily, jumlah yang datang mendengarnya pasti sangat kurang.
Kerana itu, akan kita dapati penceramah yang mampu mempersembahkan ceramah dengan pelbagai teknik tambahan tadi akan lebih berjaya menembusi bilangan pendengar atau penonton lebih besar berbanding yang tidak.
Saya bukan ingin mengatakan ‘yang ini’ lebih baik daripada ‘yang itu’ kerana kedua-dua teknik dan cara punyai nilai dan sumbangan masing-masing.
Justeru, tidak perlu semua orang jadi penceramah lawak, penceramah bernasyid atau juga penceramah ‘berdalil’ dan lengkap dengan rujukan kitab.
Semua ilmuan dan penyampai mesej Islam mempunyai sasaran masing-masing, justeru, tidak semua perlu berlumba-lumba mempersembahkan.
Ada ilmuan yang tidak gundah gulana, walaupun ceramah dan kuliahnya hanya diikuti 20 atau 30 pendengar setia.
Asalkan kefahaman ilmu yang mantap, mendalam dan menjana pemikiran terbaik dapat disemai ke dalam minda dan jiwa pendengarnya. Itulah sasaran dan sumbangannya kepada ummah.
Jadi, kepelbagaian dalam penggunaan teknik ini memang sangat penting bagi menyampaikan mesej atau sesuatu dakwah itu.
Allah SWT berfirman: “... dan bahawasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya. Dan bahawasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).” (An-Najm, 39-40)
Allah SWT juga menyebut dalam surah Al-Qasas, ayat 56, bahawasanya: “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk.”
Malah, Rasulullah SAW juga bersabda: “Jika kamu menjadi asbab (pembawa) kepada seseorang itu mendapat kesedaran dan petunjuk (Islam), ia lebih baik bagimu daripada unta yang paling berharga (simbolik kepada nilai yang sangat tinggi).” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Jika ada penyampai mesej Islam (da’ie) yang mampu sekali sekala bertukar teknik dan mencampuradukkan kaedah penyampaian mereka, tentunya itu adalah sangat baik jika sesuai dengan cara dan pendengar serta penontonnya.
Saya gembira melihat ramai di kalangan ‘da’ie’ yang mampu menulis novel dan cerpen. Melalui kaedah itu, kumpulan individu yang dulunya tidak pernah berjaya ditembusi, kini mungkin mula melihat serta mendengarnya.
Ada yang dulu hanya bergantung kepada ceramah di masjid dan surau, kini dilebarkan menerusi jangkauan blog, website dan atau laman sosial seperti Facebook.
Cabaran untuk menyampaikan mesej ini memang memerlukan kreativiti sebagaimana peniaga yang memikirkan cara menyemat nama produk mereka ke dalam minda pengguna.
Teringat saya kepada beberapa iklan pelik, khususnya dipaparkan menerusi media elektronik di United Kingdom.
Ada iklan yang sengaja dibuat kelihatan bagi jelik kerana menerusinya ia akan diingati, contohnya iklan gocompare.com yang memaparkan lelaki bermisai palsu pelik menjerit-jerit dengan kuat.
Begitu juga iklan insurans Swiftcover yang memapar lelaki tua tanpa baju yang membuat aksi menggelikan. Walaupun menggelikan, mereka berjaya masuk dan kekal di minda pengguna.
Daripada membiarkan teknologi Youtube dipenuhi video mungkar dan tidak berfaedah, lebih baik ia dimanfaatkan dengan ‘membanjirinya’ dengan paparan video yang membawa mesej kebaikan.
Ini sama seperti penggunaan laman sosial Facebook, kerana untuk menentangnya pasti sama seperti melawan arus teknologi yang berkembang bagai tsunami.
Tidak kira sama ada akan membawa kesan atau tidak, namun paling kurang, dengan usaha terbabit, individu yang menggemari hiburan akan menggunakan masanya tidak pada jalan maksiat yang nyata, khususnya apabila dia berada di depan Internet seorang diri.
Bagi saya, itupun sudah merupakan kejayaan kerana kita menyelamatkannya seseorang itu untuk tempoh beberapa minit dengan menyediakan pengisian yang ada manfaat.
Ini kerana, biarpun kecil, tidak mustahil ia menjadi kunci awal kepada sesuatu kesedaran lebih besar dan hanya Allah SWT yang lebih mengetahuinya.
Kesimpulannya, bagi menyampaikan sebarang dakwah, kita perlu menggunakan sebanyak mana kebaikan teknologi masa kini dalam usaha menembusi individu yang kurang berminat dengan jalan dakwah seperti ceramah.
Selagi ia tidak bercanggah dengan prinsip Islam, perlu kita menerokainya di samping melengkapkan diri dengan pelbagai teknik dalam penghasilan fotografi, video, rekaan grafik, kartun, filem dan permainan video.
Penguasaan ilmu dalam teknologi yang disebut sebagai contoh di atas amat perlu supaya teknik pemasaran dan penyebaran ilmu Islam yang ingin disampaikan mampu menembusi lebih banyak pihak.
Tidak dinafikan ada beberapa caranya yang terdedah kepada kesan antara mudarat dan manfaat.
Namun, gunakan segala teknologi yang ada masa kini bagi menembusi pasaran ummah supaya lebih ramai yang dapat cuba disedarkan dan dapat dirapatkan kepada Islam.
Artikel ini disiarkan pada : 2010/11/07
Tuesday, July 10, 2012
Tuesday, July 3, 2012
Cinta Para Sahabat pada Rasulullah , jatuh sakit kerana rindu Rasulullah SAW
Cinta Para Sahabat pada Rasulullah , jatuh sakit kerana rindu Rasulullah SAW
Cinta Para Sahabat pada Rasulullah , jatuh sakit kerana rindu Rasulullah SAW
SATU perkara tidak dapat disangkal bagi ahli takwa dan iman, fenomena cinta mereka terhadap Allah SWT, Rasul-Nya dan jihad pada jalan Allah. Fenomena kecintaan ini tidak mungkin dapat disamakan dengan kecintaan lain kerana ia adalah tuntutan iman dan Islam.
Begitu juga seorang Mukmin yang merasai kemanisan iman sudah pasti memiliki akidah bahawa zat Tuhan mencapai tahap kesempurnaan, keindahan dan kebesaran paling agung. Dengan keimanan mantap juga, beliau yakin kaedah berkaitan dengan Tuhan wajib diikuti lantaran kesempurnaan pemiliknya.
Apabila seorang Mukmin itu merasai kemanisan iman dalam hatinya, beliau pasti mencintai Nabi Muhammad SAW kerana Baginda sebaik-baik contoh dan akhlak.
Secara semula jadi, segala kelebihan yang Allah anugerahkan kepada Nabi Muhammad SAW akan menarik perhatian manusia dan menjadi contoh mereka dalam aspek keagamaan, keduniaan dan kemasyarakatan.
Bahkan ada sahabat jatuh sakit jika tidak bertemu Rasulullah SAW dalam tempoh lama.
Diriwayatkan oleh Iman Al-Bughawi, daripada Thauban mawla Rasulullah SAW. Beliau amat mencintai Rasulullah SAW dan kurang sabar dalam hal ini. Pada suatu hari beliau bertemu dengan Rasulullah SAW dalam keadaan yang berlainan.
Maka Nabi Muhammad SAW bertanya kepada beliau: “Apa yang mengubah keadaanmu sebegini wahai Thauban?” Jawab beliau: “Wahai Rasulullah! Aku tidak mempunyai sebarang penyakit. Hanya hati amat merindui apabila tidak dapat melihat dirimu. Kemudian aku terkenangkan hari akhirat. Maka aku khuatir tidak lagi dapat melihat dirimu kerana engkau akan diangkat bersama para nabi. Jika aku dapat memasuki syurga sudah tentu kedudukanku lebih rendah. Sekiranya aku tidak dapat memasuki syurga, sudah tentu aku tidak akan melihatmu lagi.”
Maka turun ayat al-Quran yang bermaksud: “Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka akan (ditempatkan di syurga) bersama orang yang dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka, iaitu nabi dan orang siddiq dan yang syahid serta soleh. Dan amatlah eloknya mereka itu menjadi teman rakan (kepada orang yang taat).” (Surah an-Nisaa’, ayat 69)
Satu persoalan yang perlu diperhatikan, adakah wujud penghalang yang boleh memutuskan fenomena cinta sederhana ini? Sebagai Muslim, selama mana beliau masih lagi istiqamah dengan keimanannya dan patuh setiap perintah syarak, hendaklah sentiasa menjalinkan hubungan dan tidak harus memutuskan persaudaraan.
Berdasarkan kenyataan ini, apabila berlaku perkelahian, permusuhan dan kebencian antara dua orang Muslim, tidak harus bagi mereka memutuskan persaudaraan lebih daripada tiga hari.
Sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud: “Tidak halal bagi seorang Muslim bahawa dia memutuskan persaudaraan lebih daripada tiga hari.” (Hadis riwayat sahih Bukhari dan Muslim)
Tempoh ini mencukupi bagi dua orang yang bertelagah berdamai. Jika permusuhan itu melebihi tiga hari, maka kedua-duanya berdosa jika permusuhan itu membabitkan kes individu dan sebab peribadi saja. Jika permusuhan itu berkait dengan perkara keagamaan, maka menjadi tanggungjawab seorang Muslim untuk memberi nasihat kepada saudara seagamanya yang sedang melakukan dosa.
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud: “Agama itu adalah nasihat.
Kami (sahabat) bertanya, bagi siapa (nasihat itu)? Sabda Nabi Muhammad SAW: Bagi Allah, kitabNya, Rasul-Nya dan bagi pimpinan Muslimin dan keseluruhan umat Islam.” (Hadis riwayat Muslim)
Jika nasihat yang diberikan tidak mendatangkan manfaat sedangkan saudara seagama dalam kemaksiatan dan kefasikan, maka wajib ke atas Muslim itu meninggalkannya kerana Allah walaupun beliau salah seorang dari kaum keluarga atau taulan. Diriwayatkan dalam hadis sahih bahawa Nabi Muhammad SAW meninggalkan sebahagian isteri Baginda selama sebulan untuk mencegah dan mendidik mereka.
Berdasarkan itu, jelas bahawa memutuskan persaudaraan kerana Allah terbahagi kepada dua bahagian permusuhan sementara dalam tempoh tertentu bertujuan untuk mendidik dan permusuhan yang kekal abadi sehingga ke akhir hayat ke atas insan yang melanggar hukum Allah.
Begitu juga seorang Mukmin yang merasai kemanisan iman sudah pasti memiliki akidah bahawa zat Tuhan mencapai tahap kesempurnaan, keindahan dan kebesaran paling agung. Dengan keimanan mantap juga, beliau yakin kaedah berkaitan dengan Tuhan wajib diikuti lantaran kesempurnaan pemiliknya.
Apabila seorang Mukmin itu merasai kemanisan iman dalam hatinya, beliau pasti mencintai Nabi Muhammad SAW kerana Baginda sebaik-baik contoh dan akhlak.
Secara semula jadi, segala kelebihan yang Allah anugerahkan kepada Nabi Muhammad SAW akan menarik perhatian manusia dan menjadi contoh mereka dalam aspek keagamaan, keduniaan dan kemasyarakatan.
Bahkan ada sahabat jatuh sakit jika tidak bertemu Rasulullah SAW dalam tempoh lama.
Diriwayatkan oleh Iman Al-Bughawi, daripada Thauban mawla Rasulullah SAW. Beliau amat mencintai Rasulullah SAW dan kurang sabar dalam hal ini. Pada suatu hari beliau bertemu dengan Rasulullah SAW dalam keadaan yang berlainan.
Maka Nabi Muhammad SAW bertanya kepada beliau: “Apa yang mengubah keadaanmu sebegini wahai Thauban?” Jawab beliau: “Wahai Rasulullah! Aku tidak mempunyai sebarang penyakit. Hanya hati amat merindui apabila tidak dapat melihat dirimu. Kemudian aku terkenangkan hari akhirat. Maka aku khuatir tidak lagi dapat melihat dirimu kerana engkau akan diangkat bersama para nabi. Jika aku dapat memasuki syurga sudah tentu kedudukanku lebih rendah. Sekiranya aku tidak dapat memasuki syurga, sudah tentu aku tidak akan melihatmu lagi.”
Maka turun ayat al-Quran yang bermaksud: “Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka akan (ditempatkan di syurga) bersama orang yang dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka, iaitu nabi dan orang siddiq dan yang syahid serta soleh. Dan amatlah eloknya mereka itu menjadi teman rakan (kepada orang yang taat).” (Surah an-Nisaa’, ayat 69)
Satu persoalan yang perlu diperhatikan, adakah wujud penghalang yang boleh memutuskan fenomena cinta sederhana ini? Sebagai Muslim, selama mana beliau masih lagi istiqamah dengan keimanannya dan patuh setiap perintah syarak, hendaklah sentiasa menjalinkan hubungan dan tidak harus memutuskan persaudaraan.
Berdasarkan kenyataan ini, apabila berlaku perkelahian, permusuhan dan kebencian antara dua orang Muslim, tidak harus bagi mereka memutuskan persaudaraan lebih daripada tiga hari.
Sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud: “Tidak halal bagi seorang Muslim bahawa dia memutuskan persaudaraan lebih daripada tiga hari.” (Hadis riwayat sahih Bukhari dan Muslim)
Tempoh ini mencukupi bagi dua orang yang bertelagah berdamai. Jika permusuhan itu melebihi tiga hari, maka kedua-duanya berdosa jika permusuhan itu membabitkan kes individu dan sebab peribadi saja. Jika permusuhan itu berkait dengan perkara keagamaan, maka menjadi tanggungjawab seorang Muslim untuk memberi nasihat kepada saudara seagamanya yang sedang melakukan dosa.
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud: “Agama itu adalah nasihat.
Kami (sahabat) bertanya, bagi siapa (nasihat itu)? Sabda Nabi Muhammad SAW: Bagi Allah, kitabNya, Rasul-Nya dan bagi pimpinan Muslimin dan keseluruhan umat Islam.” (Hadis riwayat Muslim)
Jika nasihat yang diberikan tidak mendatangkan manfaat sedangkan saudara seagama dalam kemaksiatan dan kefasikan, maka wajib ke atas Muslim itu meninggalkannya kerana Allah walaupun beliau salah seorang dari kaum keluarga atau taulan. Diriwayatkan dalam hadis sahih bahawa Nabi Muhammad SAW meninggalkan sebahagian isteri Baginda selama sebulan untuk mencegah dan mendidik mereka.
Berdasarkan itu, jelas bahawa memutuskan persaudaraan kerana Allah terbahagi kepada dua bahagian permusuhan sementara dalam tempoh tertentu bertujuan untuk mendidik dan permusuhan yang kekal abadi sehingga ke akhir hayat ke atas insan yang melanggar hukum Allah.
Sunday, June 24, 2012
Gua Thur banyak menyimpan sejarah
pahit getir Rasullullah dalam menyebarkan dakwah Islamiah ke seluruh umat
manusia. Dalam kisah Hijrah Rasulullah dari kota Makkah ke kota Madinah.
Rasulullah telah diperitahkan oleh Allah SWT
untuk berhijrah pada malam hari, umat Islam pada waktu itu telah
berbondong-bondong meninggalkan Makkah dan pergi berhijrah ke Madinah lebih
awal, Rasulullah dan Saidina Abu Bakar pula menyusul kemudian. Pada malam hari
26 Safar 1 Hijrah bersamaan(9 September 622) Nabi Muhammad dan Saidina Abu
Bakar telah meinggalkan rumah baginda dan berhijrah ke Madinah. Sebelum Nabi
Muhammad meninggalkan rumah Nabi telah meminta Saidina Ali bin Abi Talib dengan izin Allah untuk menggantikan
baginda tidur diatas katil baginda, Nabi Muhammad juga telah membaca surah yasin sebelum meninggalkan rumah, dalam pada
itu para pemuda dan pemuka Qurasy yang sedang mengawal rumah Nabi telah
tertidur nyenyak beramai-ramai atas kuasa Allah. Tujuan mereka semua mengawal
di perkarangan rumah Nabi adalah untuk memastikan mereka dapat membunuh Nabi
apabila Nabi keluar menunaikan Solat Subuh.
Bersembunyi di Gua Thur
Menjelang larut malam, Rasulullah
SAW keluar tanpa pengetahuan pemuka Quraisy. Bersama-sama dengan Abu Bakar
baginda bertolak ke arah selatan menuju ke Gua Thur. Sesampai ke pintu gua,
Saidina Abu Bakar akan memasuki dahulu pintu gua, beliau akan memastikan tiada
kelibat ular, kalajengking, dan lain-lain binatang atau duri bahaya didalam
gua. Sesudah dipastikan tiada binatang dan anasir bahaya, barulah Nabi memasuki
gua. Dalam perjalanan malam itu, mereka berdua juga ditemani oleh Abdullah bin
Abu Bakar (anak Saidina Abu Bakar). Pada waktu siang hari keesokannya, Abdullah
telah meninggalkan mereka dan kembali ke Makkah untuk melihat keadaan di kota
Makkah serta mengkhabarkan berita dari Makkah kepada Nabi.
Selain itu terdapat juga beberapa orang yang bertanggungjawab
untuk membantu Nabi dan Saidina Abu Bakar sepanjang mereka berdua menyorok di
dalam gua. Iaitu:
§ Abdullah
bin Abu Bakar (anak lelaki Saidina Abu Bakar) - bertanggungjawab memberi khabar
dan berita terkini dari kota Makkah.
§ Aisyah dan
Asma (dua orang puteri Saidina Abu Bakar)- bertanggungjawab menyediakan makanan
untuk Nabi Muhammad dan bapa mereka Saidina Abu Bakar pada setiap petang.
§ Abdullah
ibn Ariqath - bertanggungjawab untuk berpura-pura mengembala dua ekor kambing
di sekitar Jabal Thur, perahan susu kambing dijadikan minuman kepada Nabi
Muhammad SAW dan Saidina Abu Bakar.
§ Amir bin
Fuhairah - bertanggungjawab menjadi juru pandu bagi Rasulullah dan Saidina Abu
Bakar sepanjang perjalanan ke Madinah. Juga membantu Abdullah ibn Ariqath
mengembala kambing serta bertanggungjawab menghapuskan jejak kaki Rasulullah
dan Saidina Abu Bakar sepanjang perjalanan ke Madinah.
Pada malam seterusnya Nabi Muhammad dan Saidina Abu Bakar telah
tidur dalam gua, Nabi telah membaringkan kepalanya diatas peha Saidina Abu
Bakar. Saidina Abu Bakar membiarkan Nabi tidur diatas peha tidak meggerakkan
kakinya sedikitpun kerana beliau tidak mahu mengganggu Nabi tidur. Tiba-tiba
tapak kaki Saidina Abu Bakar yang dikujurkan itu telh dipatuk oleh ular
berbisa. Dalam menahan kesakitan dan kepedihan yang amat atas patukan Saidina
Abu Bakar telah menitiskan air matanya, airmatanya telah menitis jatuh ke pipi
Rasulullah, lalu membuatkan Rasulullah terjaga dari tidur. Melihat Saidina Abu
Bakar menangis, Rasulullah terus bertanya mengapa beliau menangis, Saidina Abu
Bakar memberitahu bahawa kakinya telah dipatuk ular sehingga beliau tidak dapat
menahan kesakitan akibat patukan itu. Mendengar jawapan itu, Rasululah terus
meludahi kesan patukan dan mengusapnya, maka secara langsung kesan patukan
hilang serta-merta dan tiada lagi rasa sakit. Kerana mukjizat Rasul suci itu
mereka berdua bersyukur atas rahmat Allah.
Paginya, kelihatan pihak Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari
mereka berdua. Pemuda-pemuda Quraisy membawa pedang dan tongkat sambil
mundar-mandir mencari ke segenap penjuru. Ketika itu pemuka Quraisy telah
bergerak menuju ke gua tempat sembunyi. Lalu orang-orang Quraisy itu terdengar
bunyi bising cicak yang
datang dari arah gua. Pemuka Quraisy mula syak bahawa adanya orang didalam gua
tersebut. Nabi telah membaling batu kearah cicak, dan langsung cicak itu mati.
Pemuka Quraisy tetap datang menaiki gua itu, tetapi kemudian ada yang turun
kembali. Pemuka berbicara antara sendiri “Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam
gua?” tanya kawan-kawannya. “Ada sarang labah-labah di tempat itu, yang memang
sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir,” jawabnya. “Saya melihat ada dua ekor
burung merpati hutan membuat sarang di lubang gua itu. Jadi saya mengetahui tak
ada orang di sana.”
Demikanlah kuasa Allah yang maha esa menyelamatkan hambaNya
sekelip mata sahaja, jika pemuka-pemuka itu ada yang menjengok ke dalam gua
pasti akan melihat mereka berdua didalam. Tetapi orang-orang Quraisy itu makin
yakin bahawa dalam gua itu tak ada manusia tatkala dilihatnya ada cabang pohon
yang terkulai di mulut gua. Tak ada jalan orang akan dapat masuk ke dalamnya
tanpa menghalau dahan-dahan itu. Sesungguhnya Allah telah membuat sesuatu itu
dengan sekelip mata tanpa ada yang menduga. Rasulullah SAW dan Saidina Abu
Bakar tinggal dalam gua itu selama tiga hari tiga malam. ..
Saturday, June 23, 2012
Kisah Rasulullah Selalu Lapar
Aisyah
R.ha berkata, “tidak pernah keluarga Rasulullah s.a.w kenyang makan roti
gandum. Tiga hari berturut-turut sejak beliau datang di Madinah sehingga beliau
meninggal dunia.”
Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu’aim,
Khatib, Ibn Al Najjar daripada Abu Hurairah R.A
dia berkata: “aku pernah datang kepada Rasulullah s.a.w ketika dia
sedang bersembayang duduk, maka aku pun bertanya kepadanya:
“ ya Rasulullah! Mengapa aku
melihat engkau bersembayang duduk. Apakah
engkau sedang sakit ya rasulullah? Jawab baginda: “aku lapar. Wahai Abu Hurairah!
Mendengar jawapan baginda itu, aku
terus menangis sedih melihatkan keadaan baginda itu. Baginda merasa kasihan
melihat aku menangis, lalu berkata: “wahai Abu Hurairah! Jangan menangis,
kerana bertanya hisab di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang hidupnya
lapar di dunia jika dia menjaga dirinya sentiasa hidup di dunia”
SubahanAllah…
sahabat mari kita
sama-sama muhasabah diri. Kita hidup ini rasanya sangat mewah sedang rasulullah
sanggup berlapar sehingga sembayang duduk,subahanAllah berlinang air mata ana
masa kali pertama membaca kisah ini.. kita sahabat kalau perut lapar tunggu
selepas makan dahulu baru melakukan solat kadangkala tidak sanggup untuk
melapar..jom sahabat-sahabat semua kita fikir-fikirkan serta renung-renungkan
apa yang boleh kita ambil iktibar dari kisah ini…. JJJ
Hadis Kudsi
abu hurairah
meriwayatkan bahawa rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Allah swt berfirman,
“berinfaklah nescaya aku akan member nafkahkepadamu. Rasulullah kemudian
berkata, “tangan Allah sentiasa berisi
penuh dan tidak akan pernah habis meskipun dinafkahkan siang dan malam. Apakah
kalian mengetahui apa yang telah dinafkahkan oleh Allah swt sejak Dia
menciptakan langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada dari tangannya tadak
akan pernah habis. Singgahsana-Nya ada diatas air, dan di tanganNya ada
timbangan.
(
Hadith Bukhari )
Thursday, June 21, 2012
Penghulu Segala Hari
Dari
Anas R.A Rasulullah S.A.W bersabda: “sesungguhnya datang malaikat Jibril A.S
kepadaku dan di telapak tangannya ada cermin putih, lalu malaikat Jibril berkata,
ini adalah hari jumaat, Allah telah memfardhukan supaya hari ini menjadi hari
raya bagi mu dan umatmu selepas peninggalanmu nanti.”
Tanya Rasulullah
lagi, “ apakah keistimewaannya bagi kami?” jawab malaikat Jibril.” Di dalamnya kamu
miliki saat yang paling baik, sesiapa berdoa berdoa bertepatan dengan waktu
itu. Maka akan diperkenankan doanya itu.
Atau
pun dia memohon untuk berlindung dari kecelakaan serta memohon keampunan maka
Allah akan mengampuni lebih dari itu. Jumaat adalah penghulu dari segala hari.”
Sabda
Rasulullah S.A.W “sebaik – baik hari yang terbit matahari di dalamnya adalah
hari jumaat, hari yang di ciptakan Nabi adam, hari dimasukkannya adam ke
syurga, juga hari diturunkan Nabi Adam ke bumi dan di hari yang sama juga Allah
telah mengampuni segala dosa-dosa Nabi Adam. Nabi adam wafat juga pada hari jumaat dan hari ini
jugalah akan berlakunya hari kiamat. Jumaat pada sisi Allah adalah hari
‘penambahan’ begitu jugalah dengan paara malaikat.”
6 kelebihan hari Jumaat
1. Berlakunya hari kiamat.
Ya, Jumaat merupakan hari yang selalu dikaitkan dengan berlakunya hari kiamat. Dalam suatu hadis riwayat Muslim, Nabi SAW ada menyebut bahawa, “Pada hari Jumaat juga kiamat akan berlaku. Pada hari itu tidaklah seorang yang beriman meminta sesuatu daripada Allah melainkan akan dikabulkan permintaannya.”
2. Nabi Adam diciptakan dan dia juga disingkirkan dari syurga.
Hari Jumaat memang istimewa. Hari ini nabi Adam diciptakan, dan hari ini jugalah beliau diturunkan daripada syurga.
Daripada Abu Hurairah katanya, Rasulullah bersabda, maksudnya: “Sebaik-baik hari yang terbit matahari ialah Jumaat, pada hari itulah, Adam a.s. diciptakan dan pada hari itulah juga dia dikeluarkan dari syurga.”
3. Penghulu segala hari.
Saya suka sebut Jumaat ni special. Kenapa ya? Jumaat ini adalah hari yang sangat-sangat istimewa kerana agama kita sendiri yang meletakkan Jumaat itu ketua dan lebih sedikit ganjarannya berbanding hari-hari yang lain.
Dalam suatu hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang bermaksud: “Jumaat dinamakan sebagai ‘Saidul aiyam’ iaitu penghulu segala hari (hari yang sebaik hari).”
4. Selamat dari fitnah kubur bagi yang mati pada hari Jumaat.
Menurut Nabi SAW, “Tidak seorang muslim yang mati pada hari Jumaat atau pun malam Jumaat, melainkan diselamatkan Allah daripada fitnah kubur.”
Jadi, sama-samalah kita berdoa moga-moga Allah memilih kita di kalangan manusia-manusia yang diberikan kelebihan oleh Allah ini.
5. Kebaikan dengan memotong kuku.
Peliharalah kebersihan anda. Kalau boleh, Jumaat ni bagi lebih-lebih lagi. Mana yang dah lama tak potong rambut, maka potonglah. Kasi kemas. Kalau kuku dah rasa mula nak panjang, hah potonglah.
Ibnu Masud berkata, “Sesiapa yang memotong kuku pada hari Jumaat, Allah akan menyembuhkannya daripada penyakit dan memberikannya keselamatan.”
6. Makbulnya doa di antara dua khutbah.
Yang ini pun kita dah selalu dengar. Daripada zaman sekolah lagi mungkin ramai yang telah diberitahu akan perkara ini. Baca doa ketika imam sedang duduk antara dua khutbah selalunya makbul doanya tu. Ya, kan?
Banyak ulamak yang berpendapat bahawa makbulnya doa yang dibaca di antara dua khutbah, iaitu ketika imam sedang duduk antara khutbah pertama dan khutbah kedua.
Ini berdasarkan hadis daripada Abu Hurairah yang bermaksud, “Pada hari Jumaat ada satu saat yang bertepatan dengan orang Islam ketika dia sedang sembahyang, di mana tatkala ia berdoa maka doanya itu akan dimakbulkan.” Dan rasulullah menunjukkan isyarat tangannya yang membawa maksud sedikit sahaja waktu itu.
Abi burdah bin Abi al-Amusa al-Asy’ari r.a berkata bahawa beliau pernah mendengar bahawa Abdullah bin Umar r.a pernah mendengar bahawa Rasulullah pernah menjelaskan bahawa waktu yang paling mustajab itu adalah waktu antara imam duduk di atas mimbar sehingga solat selesai didirikan.
Banyakkan beramal pada hari jumaat..
Hari jumaat ini hari yang mulai dari hari-hari yang lain…
Selamat beramal sahabat-sahabat J
Subscribe to:
Posts (Atom)